Harga emas meroket setelah laporan pendapatan domestik bruto
(PDB) Amerika Serikat (AS) ternyata mengecewakan. Harga emas juga terpengaruh
kebijakan the Fed.
Harga emas di pasar spot naik ke posisi tertinggi menjadi US$ 1.682,87 per troy ounce sebelum menetap naik sebesar US$ 12,84, atau 0,8%, di level US$ 1.676,07 per troy ounce.
Harga emas juga terdorong pelemahan Indeks Dollar AS (DXY), yang turun 0,4% menjadi 79,258 terhadap mata uang dunia yang paling banyak diperdagangkan, seperti dilansir International Business Times, Kamis (31/1/2013).
Harga emas sebelumnya tetap stabil, namun melonjak tinggi setelah AS melaporkan jika PDB negaranya mengalami kontraksi sebesar 0,1% pada kuartal IV-2012.
Kondisi ini yang pertama sejak kuartal III-2009, dan jauh di bawah perkiraan ekonom sebesar 1,1%.
Selain itu, Ketua Federal Reserve, Ben Bernanke dan rekan-rekannya di Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk menyetujui kebijakan moneter yang lebih akomodatif.
Secara khusus, The Fed memilih untuk mempertahankan program pelonggaran kuantitatif senilai US$ 85 miliar per bulan dan menyatakan tingkat pengangguran sebesar 6,5% menjadi ambang batas menaikkan suku bunga.
Analis Standard Bank menilai, "Kami merasa sangat penting untuk dicatat bahwa neraca Fed hanya satu bagian dalam teka-teki pertumbuhan likuiditas dan kondisi negatif suku bunga riil ... strategis kami tetap bullish pada emas dalam jangka panjang. Biaya memegang emas relatif ke kas tetap diabaikan. "
Para pedagang atau investor resah dengan laporan perekonomian AS yang menyusut di kuartal IV tahun lalu, menurut Washington Post.
Harga emas untuk pengiriman April naik US$ 18,90, lebih dari 1% menjadi $ 1,681.60 per troy ounce.
Dengan perekonomian yang lamban berarti the Fed lebih mungkin untuk mempertahankan suku bunga turun, membuat pinjaman murah dan memacu pertumbuhan.
Ketika itu terjadi beberapa investor khawatir tentang inflasi dan tumpukan menjadi emas perlindungan mereka.
The Fed menegaskan komitmennya untuk membeli obligasi dan menjaga suku bunga sangat rendah pada Rabu sore, pada akhir pertemuan. (Nur)
Harga emas di pasar spot naik ke posisi tertinggi menjadi US$ 1.682,87 per troy ounce sebelum menetap naik sebesar US$ 12,84, atau 0,8%, di level US$ 1.676,07 per troy ounce.
Harga emas juga terdorong pelemahan Indeks Dollar AS (DXY), yang turun 0,4% menjadi 79,258 terhadap mata uang dunia yang paling banyak diperdagangkan, seperti dilansir International Business Times, Kamis (31/1/2013).
Harga emas sebelumnya tetap stabil, namun melonjak tinggi setelah AS melaporkan jika PDB negaranya mengalami kontraksi sebesar 0,1% pada kuartal IV-2012.
Kondisi ini yang pertama sejak kuartal III-2009, dan jauh di bawah perkiraan ekonom sebesar 1,1%.
Selain itu, Ketua Federal Reserve, Ben Bernanke dan rekan-rekannya di Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk menyetujui kebijakan moneter yang lebih akomodatif.
Secara khusus, The Fed memilih untuk mempertahankan program pelonggaran kuantitatif senilai US$ 85 miliar per bulan dan menyatakan tingkat pengangguran sebesar 6,5% menjadi ambang batas menaikkan suku bunga.
Analis Standard Bank menilai, "Kami merasa sangat penting untuk dicatat bahwa neraca Fed hanya satu bagian dalam teka-teki pertumbuhan likuiditas dan kondisi negatif suku bunga riil ... strategis kami tetap bullish pada emas dalam jangka panjang. Biaya memegang emas relatif ke kas tetap diabaikan. "
Para pedagang atau investor resah dengan laporan perekonomian AS yang menyusut di kuartal IV tahun lalu, menurut Washington Post.
Harga emas untuk pengiriman April naik US$ 18,90, lebih dari 1% menjadi $ 1,681.60 per troy ounce.
Dengan perekonomian yang lamban berarti the Fed lebih mungkin untuk mempertahankan suku bunga turun, membuat pinjaman murah dan memacu pertumbuhan.
Ketika itu terjadi beberapa investor khawatir tentang inflasi dan tumpukan menjadi emas perlindungan mereka.
The Fed menegaskan komitmennya untuk membeli obligasi dan menjaga suku bunga sangat rendah pada Rabu sore, pada akhir pertemuan. (Nur)
Sumber : liputan6.com/read/500684/pdb-amerika-mengecewakan-harga-emas-terdorong-naik